Tugas Kelompok Dosen Pengampu Workshop Defi S.Pd
PERMAINAN MATEMATIKA TRADISIONAL
Oleh:
NENI NOPELA ( 11115202343 )
PMT IV D
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
1434 H / 2013 M
KATA PENGANTAR
ﺒﺴﻢﺍﷲ
ﺍﻠﺮﺤﻤﻦﺍﻠﺮﺤﻴﻢ
Assalam’alaikum
Wr. Wb.
Puji dan syukur dengan hati dan
pikiran yang tulus dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat nikmat,
ma’unah, dan hidayah-Nya, makalah Workshop Matematika yang berjudul “Permainan matematika tradisional ”
ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam dihanturkan pada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang setia mengorbankan jiwa
raga dan lainnya untuk tegaknya syi’ar Islam, yang berpengaruh dan maanfaatnya
hingga kini masih terasa.
Selanjutnya kami ucapkan terima
kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Workshop Matematika, Ibu Defi,S.Pd., yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk, motivasi, dan berbagai kemudahan lainnya. Makalah
ini disusun demi memenuhi tugas kelompok dan menambah pengetahuan mengenai Workshop Matematika secara umum.
Disadari bahwa makalah ini banyak
memiliki kekurangan atau kesalahan, baik
dari segi isinya, bahasa, analisis dan lain sebagainya. Untuk itu saran,
kritik, dan perbaikan yang membangun dari pembaca dengan senang hati penulis
terima diiringi ucapan terima kasih.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Pekanbaru,
Februari 2013
Penulis,
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar................................................................................................................. i
Daftar
Isi......................................................................................................................... ii
Bab
I Pendahuluan......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B Rumusan
Masalah................................................................................................ 1
C Tujuan
Penulisan.................................................................................................. 1
Bab II Pembahasan......................................................................................................... 2
A Permainan Matematika dengan
Galah ................................................................ 2
B Permainan Matematika Bola Bekel ..................................................................... 4
Bab III Penutup.............................................................................................................. 8
A
Kesimpulan......................................................................................................... 8
B Saran.................................................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.
Dalam suatu
proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan
media pengajaran disamping aspek lain. Perkembanagan ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan
hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu
menggunakan permainan yang dapat disediakan oleh sekolah.
Dalam proses
belajar mengajar ada permainan tradisional yang bisa mengembangkan pengetahuan
matematika. permainan tradisional ini bisa memeberikan pengetahuan kepada
peserta didik tentang kehidupan yang sera biasa saja. Matematika itu tidak hany
tentang hal yang moderen saja seperti leptop, infokus dan lain sebagainya. Akan
tetapi ada juga yang tradisional seperti pada makalah ini.
B.
Rumusan Masalah.
Makalah ini
berisi penjelasan tentang pemaianan tradisional yang dapat
digunakan sebagai media pembelajaran matematika.
C.
Tujuan Penulisan.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mandiri dan kelompok yang diberikan oleh dosen pengampu Workshop Matematika dan bisa
menambah pengetahuan bagi mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Permainan Matematika Galah Panjang
Permainan tradisional yang dimainkan diluar
rumah. Permainan ini bukan saja dimainkan oleh anak-anak tetapi juga sebagai pertunjukan
di pesta-pesta kebudayaan kadangkala dipertontonkan untuk tamu oleh orang
dewasa.
Permainan ini tidak dimainkan secara
individu, tetapi dengan dua grup. Terdiri dari kelompok penyerang dan kelompok
bertahan. Setiap kelompok memiliki para pemain tidak kurang dari empat orang
dan biasanya terdiri dari sepuluh pemain saja.
Salah seorang dari anggota grup itu akan
ditunjuk sebagai ketua dan lainnya adalah sebagai anggota. Tugas ketua kelompok
adalah sebagai mengawasi setiap penyerang yang masuk dan keluar dari lapangan,
yaitu disepanjang garis awal, garis tengah dan garis disekeliling lapangan.
Sedangkan anggota hanya menjaga garis melintang di dalam lapangan.
Sebelum permainan dimulai dinilai
dilakukan undian dengan koin oleh kedua ketua tim. Siapa yang menang akan
menjadi tim penyerang. Penetapan penghitungan bertukar giliran akan ditentukan
terlebih dahulu, apakah hanya dengan sentuhan ke badan para pemain atau dengan
menangkap para pemain.
Lapangan permainan Galah Panjang
![New Picture.png](file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
Kawasan permainan yang cukup luas diperlukan, baik di atas tanah,
kawasan bersimin dan di atas padang.Tidak ada ukuran khas penetapan yang harus
diikuti, tetapi diperkirakan antara enam hingga delapan meter lebar dan jarak
untuk setiap garis lintang lapangan antara tiga hingga empat meter. Jumlah
garis lintang bagi anggota tidak terbatas atau menurut jumlah pemain bagi
setiap tim.
Sebagai
penanda garis, akan digunakan tepung atau tali jika dimainkan di atas padang.
Cat juga dapat digunakan jika lapangan Semen. Tetapi kebanyakan anak-anak akan
mebuat garis tersebut di atas tanah.
Cara Bermain
Beberapa saat sebelum permainan dimulai, ketua tim penyerang akan
menepuk tangan ketua tim bertahan di kotak kepala lapangan. Ini menandakan
permainan sudah dimulai dan anggota boleh menyerang, baik secara individu atau
beramai-ramai.
Setiap pemain harus melewati semua garis hingga garis belakang sekali
dan kembali sampai ke garis depan tanpa dapat disentuh oleh pasukan bertahan.
Jika salah seorang dapat disentuh oleh pasukan bertahan maka tim itu dikira
mati. Perubahan posisi akan dilakukan yaitu tim yang bertahan akan jadi pasukan
penyerang dan sebaliknya.
Peraturan permainan
Semua pemain tim penyerang akan dikira mati jika salah seorang dari
mereka disentuh oleh para pemain tim bertahan. Pemain
tim penyerang tidak boleh mundur kebelakang setelah melewati garis lapangan, ia
dikira mati yang akan menyebabkan perubahan posisi di tim.
Pasukan penyerang dikira mati jika terdapat pemainnya keluar dari garis
lapangan.Pasukan penyerang dikira menang jika salah seorang dari pemainnya
dapat melewati semua garis hingga kembali ke baris permulaan. Satu poin
diberikan kepada tim ini dan Permainan akan dijalankan kembali. pasukan
yang dapat mengumpulkan poin tertinggi akan dihitung memenangkan Pertandingan
tersebut.
B.
Permaianan Bola Bekel
1.
Alat permainan
adalah bola bekel, biji bekel (cangkang keong,
tutup botol minuman ringan). Biji bekel yang sesungguhnya adalah benda
berbentuk miniatur becak dari jepang yang ditarik oleh manusia, terbuat dari
kuningan, timbel, atau plastik, mempunyai empat sisi berbeda.
2. Cara Bermain
Permainan
dilakukan dengan berpedoman pada peraturan sebagai berikut:
a.
Pemain mengumpulkan sejumlah
sejenis cangkang keong, tutup botol minuman ringan di lantai, dan bola di
tangan pemain.
b.
Melakukan pengambilan tanpa
pengembalian biji bekel pada saat bola bekel dilempar, lalu jatuh dan memantul,
selanjutnya ditangkap.
c.
Setelah bola bekel dilempar pemain mengambil satu biji
bekel kemudian segera menangkap bola bekel sebelum jatuh untuk kedua kalinya.
d.
Melakukan langkah ke-2.1.3 secara berulang, sampai biji
bekel terambil semua dari lantai.
e.
Melakukan langkah ke-2.1.4, bedanya, pada setiap lemparan
dua biji bekel terambil, setelah habis dilanjutkan dengan 3 biji bekel, 4 biji
bekel, dst.
f.
Menyamakan posisi biji bekel dengan merubah posisi biji
bekel satu-persatu pada saat bola bekel dilempar, lalu jatuh dan memantul
selanjutnya ditangkap.
g.
Melakukan langkah ke-2.1.4 dan ke-2.1.5 sampai habis biji bekel
dilantai.
h.
Permainan dilakukan dengan berpedoman pada aturan-aturan permainan
yang saling mendukung, demikian juga matematika, dioperasikan dengan
algoritma-algoritma yang saling mendukung, serta tidak tumpang tindih. Jika
terdapat pelanggaran terhadap aturan permainan, maka pemain dikatakan “curang”/
tidak “fair”, bagitu juga dalam operasi matematika, jika operasi tidak sesuai
dengan algoritma matematika, maka operasinya salah. Karena terdapat kesesuaian
antara aturan-aturan permaian dan algoritma-algoritma matematika, maka
penelitian akan mengungkap konsep matematika dalam permainan tradisional bekel.
3.
Konsep Matematika
Dilakukan
analisis rasional terhadap aturan permainan tersebut, sehingga ditemukan
beberapa konsep matematika sebagai berikut:
4.
Konsep Klasifikasi
Pemain
mengetahui biji bekel, cangkang keong, tutup botol minuman ringan dengan
cara mengklasifikasikan jenis benda-benda tersebut. Kemudian saat permainan
berlangsung pemain menyamakan sisi biji bekel, penyamaan sisi biji bekel
merupakan klasifikasi terhadap bangun ruang sederhana.
a.
Konsep Menghitung
Diawal
permainan, setiap pemain mengetahui berapa banyak biji bekel yang digunakan
sebagai alat permainan. Jika terdapat 10 biji bekel, maka setiap kali pemain
mengambil biji bekel dilantai, pemain juga menghitung 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, yaitu sudah berapa kali pemain melakukan pengambilan, serta menghitung
biji bekel yang diambil saat melakukan pengambilan.
b.
Konsep Penjumlahan
Saat
pemain mengambil satu persatu biji bekel maka proses penjumlahan terjadi di
tangan pemain. Pemain juga dapat mengambil dua biji bekel dalam setiap pengambilan;
artinya terdapat proses penjumlahan 2 biji bekel ditambah 2 biji bekel ditambah
2 biji bekel menjadi 6 biji bekel.
2
+ 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 6
2
+ 2 + 2 = 63 + 3 = 6
c.
Konsep Pengurangan
Setiap kali pemain mengambil satu persatu atau dua-dua biji bekel maka
proses pengurangan terjadi di lantai yaitu sepuluh di ambil satu, diambil satu,
diambil satu jadi sisa tujuh biji bekel.
10
– 1 – 1 – 1 = 7 atau 10 – 3 = 7
10 – 2 – 2 – 2
– 2 = 2 atau 10 – 8 = 2
d.
Konsep Perkalian
Setiap
kali pemain mengambil satu persatu biji bekel maka proses perkalian terjadi di
tangan, yaitu banyaknya biji bekel setiap pengambilan dikali banyaknya proses
pengambilan. Satu biji bekel pada pengambilan pertama, satu lagi biji bekel
pada pengambilan ke 2, satu lagi biji bekel pada pengambilan ketiga, jadi
ditangan terdapat 3 biji bekel dari tiga kali pengambilan.
3 x
2 = 6 “Artinya 2 biji bekel diambil tanpa pengembalian, dilakukan 3 kali
pengambilan, sehingga didapat 6 biji bekel yang sudah terambil. Dapat juga
dikatakan 3 bekel diambil tanpa pengembalian, dilakukan 2 kali pengambilan,
sehingga didapat 6 biji bekel yang sudah terambil.”3 x 2 = 2 + 2 + 2 = 6 atau 3
x 2 = 3 + 3 = 6
e.
Konsep Pembagian
Proses
pembagian terjadi di lantai yaitu jika terdapat sepuluh biji bekel dilantai
akan diambil dengan cara tiga biji bekel pada setiap kali melakukan
pengambilan. Ambil tiga biji bekel pada pengambilan pertama, tiga lagi biji
bekel pada pengambilan kedua, lalu tiga biji bekel pada pengambilan ketiga,
kemudian sisa satu biji bekel belum terambil. Artinya sepuluh biji bekel dibagi
tiga biji bekel disetiap pengambilan, sama dengan atau terjadi tiga kali
pengambilan sisa satu biji bekel.
10 : 3 = 3 sisa 1 (artinya terdapat 10 biji bekel, diambil 3 biji pada
setiap pengambilan tanpa pengembalian, sehingga didapatkan 3 kali pengambilan,
sisa 1 biji bekel yang belum diambil).10 : 2 = 5 (artinya terdapat 10 buah biji
bekel, diambil dua biji pada setiap pengabilan tanpa pengembalian, sehingga
didapatkan 5 kali pengambilan).
Kegiatan psikomotorik permainan bekel mengarah kepada aspek kognitif,
tetapi tetap dapat dibarengi oleh aspek afektif yang harus ditanamkan, yaitu
sebagai berikut:
1. Kritis
dan Teliti, melihat secara detail klasifikasi dari biji bekel.
2. Kemampuan
Eksplorasi, mau mencoba untuk bermain bekel sendiri, dan bersama teman main
untuk memahami strategi permainan agar dapat melakukan permainan tanpa
kesalahan.
3. Berani melangkah dan membuat keputusan, pemain melakukan permainan
tanpa ragu-ragu dan ulet.
4. Peka, terhadap kesalahan yang diperbuat teman
main.
5. Tidak mudah percaya kepada taman main, bahwa teman main
melakukan pemainan dengan jujur.
6. Komunikasi,
mencari teman untuk diajak bermain, menentukan bersama aturan main.
7. Jujur,
taat terhadap aturan permainan bekel yang disepakati bersama teman main.
8. Percaya
diri, berani melakukan permainan dengan teman untuk menentukan menang dan
kalah.
9. Proaktif, selalu bermain bekel untuk setiap permainan.
10. Mau mendengar teguran dari teman saat bermain.
11. Toleransi, memperhatikan teman bermain dan tidak
mengganggu.
12.Demokrasi, setiap pemain mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dalam bermain.