Selasa, 30 April 2013

MAKALAH MATEMATIKA TRADISIONAL


Tugas Kelompok                                                            Dosen Pengampu                             Workshop                                                                           Defi S.Pd

PERMAINAN MATEMATIKA TRADISIONAL
 

Oleh:
NENI NOPELA            ( 11115202343 )
 PMT IV D



JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
1434 H / 2013 M






KATA PENGANTAR
ﺒﺴﻢﺍﷲ ﺍﻠﺮﺤﻤﻦﺍﻠﺮﺤﻴﻢ
Assalam’alaikum Wr. Wb.
            Puji dan syukur dengan hati dan pikiran yang tulus dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat nikmat, ma’unah, dan hidayah-Nya, makalah Workshop Matematika yang berjudul “Permainan matematika tradisional  ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
            Shalawat dan salam dihanturkan pada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang setia mengorbankan jiwa raga dan lainnya untuk tegaknya syi’ar Islam, yang berpengaruh dan maanfaatnya hingga kini masih terasa.
            Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Workshop Matematika, Ibu Defi,S.Pd., yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, motivasi, dan berbagai kemudahan lainnya. Makalah ini disusun demi memenuhi tugas kelompok dan menambah pengetahuan  mengenai Workshop Matematika secara umum.
            Disadari bahwa makalah ini banyak memiliki  kekurangan atau kesalahan, baik dari segi isinya, bahasa, analisis dan lain sebagainya. Untuk itu saran, kritik, dan perbaikan yang membangun dari pembaca dengan senang hati penulis terima diiringi ucapan terima kasih.
            Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pekanbaru, Februari 2013

Penulis,           

DAFTAR  ISI
Kata Pengantar................................................................................................................. i
Daftar Isi......................................................................................................................... ii
Bab I  Pendahuluan......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B  Rumusan Masalah................................................................................................ 1
C  Tujuan Penulisan.................................................................................................. 1
Bab II Pembahasan......................................................................................................... 2
Permainan Matematika dengan Galah ................................................................ 2
B Permainan Matematika Bola Bekel ..................................................................... 4
Bab III Penutup.............................................................................................................. 8
A   Kesimpulan......................................................................................................... 8
B    Saran.................................................................................................................. 8

 
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran disamping aspek lain. Perkembanagan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan permainan yang dapat disediakan oleh sekolah.
Dalam proses belajar mengajar ada permainan tradisional yang bisa mengembangkan pengetahuan matematika. permainan tradisional ini bisa memeberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang kehidupan yang sera biasa saja. Matematika itu tidak hany tentang hal yang moderen saja seperti leptop, infokus dan lain sebagainya. Akan tetapi ada juga yang tradisional seperti pada makalah ini.
B.  Rumusan Masalah.
Makalah ini berisi penjelasan tentang pemaianan tradisional yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran matematika.

C. Tujuan Penulisan.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mandiri dan kelompok yang diberikan oleh dosen pengampu Workshop Matematika dan bisa menambah pengetahuan bagi mahasiswa.







BAB II
PEMBAHASAN

A.  Permainan Matematika Galah Panjang
Permainan tradisional yang dimainkan diluar rumah. Permainan ini bukan saja dimainkan oleh anak-anak tetapi juga sebagai pertunjukan di pesta-pesta kebudayaan kadangkala dipertontonkan untuk tamu oleh orang dewasa.
Permainan ini tidak dimainkan secara individu, tetapi dengan dua grup. Terdiri dari kelompok penyerang dan kelompok bertahan. Setiap kelompok memiliki para pemain tidak kurang dari empat orang dan biasanya terdiri dari sepuluh pemain saja.
Salah seorang dari anggota grup itu akan ditunjuk sebagai ketua dan lainnya adalah sebagai anggota. Tugas ketua kelompok adalah sebagai mengawasi setiap penyerang yang masuk dan keluar dari lapangan, yaitu disepanjang garis awal, garis tengah dan garis disekeliling lapangan. Sedangkan anggota hanya menjaga garis melintang di dalam lapangan.
Sebelum permainan dimulai dinilai dilakukan undian dengan koin oleh kedua ketua tim. Siapa yang menang akan menjadi tim penyerang. Penetapan penghitungan bertukar giliran akan ditentukan terlebih dahulu, apakah hanya dengan sentuhan ke badan para pemain atau dengan menangkap para pemain.
Lapangan permainan Galah Panjang
New Picture.png
               Kawasan permainan yang cukup luas diperlukan, baik di atas tanah, kawasan bersimin dan di atas padang.Tidak ada ukuran khas penetapan yang harus diikuti, tetapi diperkirakan antara enam hingga delapan meter lebar dan jarak untuk setiap garis lintang lapangan antara tiga hingga empat meter. Jumlah garis lintang bagi anggota tidak terbatas atau menurut jumlah pemain bagi setiap tim.
   Sebagai penanda garis, akan digunakan tepung atau tali jika dimainkan di atas padang. Cat juga dapat digunakan jika lapangan Semen. Tetapi kebanyakan anak-anak akan mebuat garis tersebut di atas tanah.
  Cara Bermain
    Beberapa saat sebelum permainan dimulai, ketua tim penyerang akan menepuk tangan ketua tim bertahan di kotak kepala lapangan. Ini menandakan permainan sudah dimulai dan anggota boleh menyerang, baik secara individu atau beramai-ramai.
    Setiap pemain harus melewati semua garis hingga garis belakang sekali dan kembali sampai ke garis depan tanpa dapat disentuh oleh pasukan bertahan. Jika salah seorang dapat disentuh oleh pasukan bertahan maka tim itu dikira mati. Perubahan posisi akan dilakukan yaitu tim yang bertahan akan jadi pasukan penyerang dan sebaliknya.
Peraturan permainan
   Semua pemain tim penyerang akan dikira mati jika salah seorang dari mereka disentuh oleh para pemain tim bertahan. Pemain tim penyerang tidak boleh mundur kebelakang setelah melewati garis lapangan, ia dikira mati yang akan menyebabkan perubahan posisi di tim.
   Pasukan penyerang dikira mati jika terdapat pemainnya keluar dari garis lapangan.Pasukan penyerang dikira menang jika salah seorang dari pemainnya dapat melewati semua garis hingga kembali ke baris permulaan. Satu poin diberikan kepada tim ini dan Permainan akan dijalankan kembali. pasukan yang dapat mengumpulkan poin tertinggi akan dihitung memenangkan Pertandingan tersebut.
B.  Permaianan Bola Bekel
1.      Alat permainan
 adalah bola bekel, biji bekel (cangkang keong, tutup botol minuman ringan). Biji bekel yang sesungguhnya adalah benda berbentuk miniatur becak dari jepang yang ditarik oleh manusia, terbuat dari kuningan, timbel, atau plastik, mempunyai empat sisi berbeda.
2.       Cara Bermain
Permainan dilakukan dengan berpedoman pada peraturan sebagai berikut:
a.        Pemain mengumpulkan sejumlah sejenis cangkang keong, tutup botol minuman ringan di lantai, dan bola di tangan pemain.
b.       Melakukan pengambilan tanpa pengembalian biji bekel pada saat bola bekel dilempar, lalu jatuh dan memantul, selanjutnya ditangkap.
c.       Setelah bola bekel dilempar pemain mengambil satu biji bekel kemudian segera menangkap bola bekel sebelum jatuh untuk kedua kalinya.
d.      Melakukan langkah ke-2.1.3 secara berulang, sampai biji bekel terambil semua dari lantai.
e.       Melakukan langkah ke-2.1.4, bedanya, pada setiap lemparan dua biji bekel terambil, setelah habis dilanjutkan dengan 3 biji bekel, 4 biji bekel, dst.
f.       Menyamakan posisi biji bekel dengan merubah posisi biji bekel satu-persatu pada saat bola bekel dilempar, lalu jatuh dan memantul selanjutnya ditangkap.
g.      Melakukan langkah ke-2.1.4 dan ke-2.1.5 sampai habis biji bekel dilantai.
h.      Permainan dilakukan dengan berpedoman pada aturan-aturan permainan yang saling mendukung, demikian juga matematika, dioperasikan dengan algoritma-algoritma yang saling mendukung, serta tidak tumpang tindih. Jika terdapat pelanggaran terhadap aturan permainan, maka pemain dikatakan “curang”/ tidak “fair”, bagitu juga dalam operasi matematika, jika operasi tidak sesuai dengan algoritma matematika, maka operasinya salah. Karena terdapat kesesuaian antara aturan-aturan permaian dan algoritma-algoritma matematika, maka penelitian akan mengungkap konsep matematika dalam permainan tradisional bekel.
3.      Konsep Matematika
Dilakukan analisis rasional terhadap aturan permainan tersebut, sehingga ditemukan beberapa konsep matematika sebagai berikut:
4.      Konsep Klasifikasi
Pemain mengetahui biji bekel,  cangkang keong, tutup botol minuman ringan dengan cara mengklasifikasikan jenis benda-benda tersebut. Kemudian saat permainan berlangsung pemain menyamakan sisi biji bekel, penyamaan sisi biji bekel merupakan klasifikasi terhadap bangun ruang sederhana.
a.       Konsep Menghitung
Diawal permainan, setiap pemain mengetahui berapa banyak biji bekel yang digunakan sebagai alat permainan. Jika terdapat 10 biji bekel, maka setiap kali pemain mengambil biji bekel dilantai, pemain juga menghitung 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, yaitu sudah berapa kali pemain melakukan pengambilan, serta menghitung biji bekel yang diambil saat melakukan pengambilan.
b.      Konsep Penjumlahan
 Saat pemain mengambil satu persatu biji bekel maka proses penjumlahan terjadi di tangan pemain. Pemain juga dapat mengambil dua biji bekel dalam setiap pengambilan; artinya terdapat proses penjumlahan 2 biji bekel ditambah 2 biji bekel ditambah 2 biji bekel menjadi 6 biji bekel.
2        + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 6
2        + 2 + 2 = 63 + 3 = 6
c.        Konsep Pengurangan
Setiap kali pemain mengambil satu persatu atau dua-dua biji bekel maka proses pengurangan terjadi di lantai yaitu sepuluh di ambil satu, diambil satu, diambil satu jadi sisa tujuh biji bekel.
10    – 1 – 1 – 1 = 7 atau 10 – 3 = 7
10 – 2 – 2 – 2 – 2 = 2 atau 10 – 8 = 2
d.       Konsep Perkalian
 Setiap kali pemain mengambil satu persatu biji bekel maka proses perkalian terjadi di tangan, yaitu banyaknya biji bekel setiap pengambilan dikali banyaknya proses pengambilan. Satu biji bekel pada pengambilan pertama, satu lagi biji bekel pada pengambilan ke 2, satu lagi biji bekel pada pengambilan ketiga, jadi ditangan terdapat 3 biji bekel dari tiga kali pengambilan.
3 x 2 = 6 “Artinya 2 biji bekel diambil tanpa pengembalian, dilakukan 3 kali pengambilan, sehingga didapat 6 biji bekel yang sudah terambil. Dapat juga dikatakan 3 bekel diambil tanpa pengembalian, dilakukan 2 kali pengambilan, sehingga didapat 6 biji bekel yang sudah terambil.”3 x 2 = 2 + 2 + 2 = 6 atau 3 x 2 = 3 + 3 = 6
e.         Konsep Pembagian
Proses pembagian terjadi di lantai yaitu jika terdapat sepuluh biji bekel dilantai akan diambil dengan cara tiga biji bekel pada setiap kali melakukan pengambilan. Ambil tiga biji bekel pada pengambilan pertama, tiga lagi biji bekel pada pengambilan kedua, lalu tiga biji bekel pada pengambilan ketiga, kemudian sisa satu biji bekel belum terambil. Artinya sepuluh biji bekel dibagi tiga biji bekel disetiap pengambilan, sama dengan atau terjadi  tiga kali pengambilan sisa satu biji bekel.
10 : 3 = 3 sisa 1 (artinya terdapat 10 biji bekel, diambil 3 biji pada setiap pengambilan tanpa pengembalian, sehingga didapatkan 3 kali pengambilan, sisa 1 biji bekel yang belum diambil).10 : 2 = 5 (artinya terdapat 10 buah biji bekel, diambil dua biji pada setiap pengabilan tanpa pengembalian, sehingga didapatkan 5 kali pengambilan). 


Kegiatan psikomotorik permainan bekel mengarah kepada aspek kognitif, tetapi tetap dapat dibarengi oleh aspek afektif yang harus ditanamkan, yaitu sebagai berikut:
1.  Kritis dan Teliti, melihat secara detail klasifikasi dari biji bekel.
2.  Kemampuan Eksplorasi, mau mencoba untuk bermain bekel sendiri, dan bersama teman main untuk memahami strategi permainan agar dapat melakukan permainan tanpa kesalahan.
3. Berani melangkah dan membuat keputusan, pemain melakukan permainan tanpa ragu-ragu dan ulet.
4.  Peka, terhadap kesalahan yang diperbuat teman main.
5. Tidak mudah percaya kepada taman main, bahwa teman main melakukan pemainan dengan jujur.
6. Komunikasi, mencari teman untuk diajak bermain, menentukan bersama aturan main.
7.  Jujur, taat terhadap aturan permainan bekel yang disepakati bersama teman main.
8.  Percaya diri, berani melakukan permainan dengan teman untuk menentukan menang dan kalah.
9. Proaktif, selalu bermain bekel untuk setiap permainan.
10.  Mau mendengar teguran dari teman saat bermain.
11. Toleransi, memperhatikan teman bermain dan tidak mengganggu.
12.Demokrasi, setiap pemain mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam bermain.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar